Kamis, 24 Februari 2011

Kejari Kesulitan Temukan Eddy Subandi

Djumli Ilyas: Coba Menyerahkan Diri Saja
Tenggarong, Express: Kajari Tenggarong Djumri Ilyas mengaku kesulitan menemukan salah seorang Daftar Pencarian Orang (DPO), yakni Eddy Subandi. Pasalnya keberadaan mantan Sekkab Kukar itu tidak pernah diketahui.
“Kami terus memantau keberadaan Eddy Subandi. Kami juga telah berkoordinasi dengan kejari di kabupaten/kota lainnya. Saat ini kami memang kesulitan melacak keberadaannya,” katanya.
Selama ini kata dia, pihaknya sudah berungkali mencari kebenaranya jika ada informasi yang memberitahukan kebaradaan Eddy. Tapi pada akhirnya, terdakwanya tidak pernah ada.

Djumli Ilyas, Kajari Tenggarong

Dikatakannya, ada informasi keberadaan Eddy di Jogjakarta, tapi informasi itu masih tak jelas. “Ada juga yang bilang di Sragen, tapi di mana persisnya kami tak tahu,” ujarnya. Kendala utama pencarian, lanjut Djumli, karena tak ada pihak yang bisa memberikan informasi jelas keberadaan Eddy sejak ditetapkan masuk daftar pencarian orang (DPO) pada 15 Februari 2010.
Ia menyarankan, agar Eddy segera menyerahkan diri daripada menjadi buronan seumur hidup. "Vonis dia juga tidak lama, Cuma 1,5 tahun saja. Coba kayak Joice Lidya yang menyerahkan diri. Makannya lebih baik dia secara sadar menyerahkan diri," ucapnya.
Seperti diketahui, Pengadilan Negeri (PN) Tenggarong menetapkan Sekkab periode Syaukani ini bersalah dan dijatuhi hukuman 1 tahun 6 bulan penjara. Eddy dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi di Setkab Kukar. Ia diduga menyuruh bendahara rutin Sekkab membayarkan tagihan kartu kredit di beberapa bank dengan uang kas.
Eddy terbukti menyalahgunakan keuangan kas bendahara rutin untuk membayarkan kartu kredit. Pengiriman uang melalui kartu yang terjadi antara tahun 2000-2002 tersebut telah dicairkan melalui Bank Danamon, Lippo Bank, BNI, dan BCA. Berdasarkan hasil perhitungan awal, tim intelijen Kejari Tenggarong menemukan bukti Eddy Subandi menilep uang Pemkab Kukar sebesar Rp 1.152.333.534. (gun)

Loa Kulu Memanas

-Warga Bentrok, Empat Orang Luka
-Diduga Dipicu Masalah Royalti Batubara



BENTROK. Salah seorang korban pemukulan menunjukkan luka bekas gigitan. Keributan terjadi sebagai dampak tidak transparannya royalti batubara yang dikelola FPMLK. (Foto Guntur)
Tenggarong, Express: Beberapa warga Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar) terlibat bentrok, di depan Kantor Camat, Jl Mulyo Pranoto RT 1, Kamis (24/02) kemarin.
Pemicu bentrokan yang melibatkan sesama warga Loh Sumber, diduga disebabkan faktor fee atau royalti batubara PT Mega Prima Persada (MPP) yang dikelola Forum Pemerhati Masyarakat Loa Kulu (FPMLK).
Akibat kejadian itu, empat orang mengalami luka memar di wajah dan badan. Tiga orang adalah warga Jl Sumber Rejeki RT 9 yakni, Syahruji, Yatin dan Marjuki (Ketua RT). Sedangkan satu korban lagi bernama Karyono, warga RT 2 Desa Loh Sumber.
Kapolres Kukar AKBP Fadjar Abdillah didampingi Kapolsek Loa Kulu AKP Kurdi MZ menjelaskan, bentrokan terjadi saat hendak dilakukannya pertemuan di Kantor Camat. Pertemuan itu merupakan tindaklanjut dari laporan masyarakat yang menginginkan adanya transparansi royalti batubara yang dikelola FPMLK. Sehingga pihak kecamatan mengundang unsur Muspika, LPM, BPD dan FPMLK bersama masyarakat untuk berdialog. Namun pertemuan ditunda karena adanya bentrok tersebut.
“Sampai saat ini (kemarin, Red) kami masih melakukan penyelidikan terkait keributan itu. Untuk menghindari keributan yang lebih luas, maka polisi menyarankan agar pertemuan ditunda,” kata Kurdi.
Ia juga menjelaskan, kedua kubu yang terlihat baku hantam sebenarnya adalah saudara sepupu. Yakni Yatni dan Marjuki. “Kami juga akan menyelidiki, apakah keributan itu dipicu pembagian royalti, atau memang karena ada persoalan pribadi,” tambahnya.
Ia menambahkan, jika memang ada penyebabnya murni karena persoalan royalti, maka polisi akan memanggil FPMLK, baik ditingkat desa maupun kecamatan. “Kalau ada kaitannya masalah forum (FPMLK, Red), maka kami akan panggil forum desa,” katanya.
Sementara Kades Loh Sumber, Tukiran memberikan dukungannya kepada FPMLK. Ia mengaku tidak ada masalah mengenai royalti batubara. Pasalnya, sejak awal desanya selalu kecipratan dana itu. Bahkan ia menganggap kehadiran FPMLK membantu pembangunan desanya.
“Kalau ada pertanyaan soal realisasi dana forum, ya lucu saja. Penyaluran fee selalu lancar kok. Karena SPJ selalu dibuat tepat waktu. Setiap tahun paling sedikit desa kami mendapat Rp 150 juta, tergantung dari produksi. Bahkan 12 desa di Loa Kulu selama ini dapat tambahan dari forum,” katanya.
Terpisah salah seorang korban, Syahruji menjelaskan, kedatangannya bersama warga ke kecamatan atas dasar undangan. Pasalnya beberapa waktu sebelumnya, warga sudah bersurat ke kecamatan terkait transparansi royalti batubara yang dikelola FPMLK.
“Selasa (20/02) kami mengirim surat ke kasi pemerintahan kecamatan. Rabu (21/02) kami terima undangan untuk difasilitasi kecamatan. Hari ini (kemarin, Red) adalah pertemuannya. Tapi belum sempat pertemuan sudah dipukuli,” katanya.
Pemukulan berawal saat Syahruji bersama warga lainnya baru turun dari sepeda motornya. Lalu munculah kaur pemerintahan Desa Loh Sumber, Normat dan Marjuki yang marah-marah.
“Saya diancam mau dipukul dan dituduh jadi provokator. Lalu mereka (Normat dan Marjuki, Red) melihat Karyono dan langsung memukulnya. Tak sampai disitu, Yatin (sepupu Marjuki, Red) yang hendak masuk pintu gerbang kantor camat langsung dikejar dan dipukul juga,” jelasnya.
Lalu kata Syahruji, melihat rekannya dipukuli, ia pun berusaha melerai tapi malah digigit. Sejurus kemudian, ia pun mendapat bogem mentah dari Ketua FPMLK Desa Loh Sumber, Erwin. “Saya dipukul Erwin saat berusaha melerai,” ujarnya lagi. (gun)

Mahasiswi Tewas Tertimpa Tiang Listrik

Tenggarong, Express: Seorang mahasiswi, Idha Rafika Supanty (18), warga Jl S Parman, Kecamatan Loa Kulu harus meregang nyawa, Kamis (24/02) kemarin. Diusianya yang terbilang muda itu, hidupnya berakhir tragis.
Idha tewas mengenaskan akibat tertimpa tiang listrik di bilangan Jl S Parman, Desa Rempanga, Kilometer (km) 9, Loa Kulu saat mengendarai sepeda motor merk Honda Blade bernomor KT 4945 OL. Kejadian yang terjadi sekitar pukul 08.45 Wita itu justru berjarak hanya beberapa ratus meter dari rumah korban.
Kapolres Kukar AKBP Fadjar Abdillah didampingi Kapolsek Loa Kulu AKP Kurdi MZ membenarkan kabar itu. "Memang benar terjadi kecelakaan yang disebabkan robohnya tiang listrik. Korban tewas akibat luka parah di bagian kepala dan leher," kata Kurdi.
Ia menambahkan, robohnya tiang listrik diduga disebabkan adanya angin kencang. Lantaran tidak kuat menahan, tiang listrik roboh dan hampir menutup separuh jalan poros Samarinda-Loa Janan-Tenggarong.
Dari pantauan media ini, korban langsung dimakamkan oleh keluarganya. Para tetangga dan teman satu kuliah korban juga tampak berduka di kediaman korban.
Sebelumnya, ibu Idha menangis didampingi sanak keluarganya. Bahkan saat hendak divisum pun ibunya tidak rela melepas dekapan dari anaknya. Namun visum tetap dilakukan setelah ibunya diberi pengertian pihak keluarga lainnya.
Ayah Idha yang datang terlambat juga tampak tidak yakin anak kedua dari tiga bersaudara itu telah tiada. Saking emosinya, PLN pun jadi target makian. “Aku mau ke PLN, bajingan PLN itu, aku tidak terima,” katanya dengan lantang sambil menangis histeris tak henti-hentinya.
Akibat teriakan sang ayah, ibu Idha yang berada di luar bersama anak terakhirnya juga ikut histeris. “Kenapa bisa begini, cobaan apa ini?, ayah bagaimana ini, ya Allah….ya Allah…kamu berikan cobaan apalagi ini kepada hamba,” ujar sang ibu .
Dari informasi yang dihimpun, korban tercatat sebagai mahasiswi Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) Tenggarong. Idha sedang menempuh pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Saat ini dia duduk di semester dua.
Sementara itu, beberapa jam setelah kejadian, petugas PLN melakukan pemasangan kembali tiang listrik dengan yang baru. Akibat kejadian itu, kawasan Tenggarong dan Loa Kulu mengalami pemadaman listrik. (gun)